Juhani

SPMB 2025 Sudah Mulai Dibuka, Berikut Syarat dan Dokumen untuk Daftar Sekolah TK, SD, SMP, dan SMA/SMK

SPMB 2025 Sudah Mulai Dibuka, Berikut Syarat dan Dokumen untuk Daftar Sekolah TK, SD, SMP, dan SMA/SMK

Berdasarkan Surat Edaran Pelaksanaan SPMB Tahun Ajaran 2025/2026, pemerintah daerah memiliki otoritas untuk melaksanakan seleksi peserta baru ini.  SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) sebelumnya PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) merupakan bagian kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 3 Tahun 2025.

Beberapa daerah telah mengumumkan rincian pendaftaran SPMB pada bulan Mei 2025. Sebagai persiapan, orangtua dapat mulai memperhatikan dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan untuk mendaftar.

Sebelum menyiapkan dokumen untuk mendaftar SPMB 2025, orang tua/wali perlu memperhatikan persyaratan umum.

Syarat-syarat untuk mendaftar SPMB telah tertuang dalam Peraturan Mendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025 tentang Sistem Penerimaan Murid Baru.

Adapun rincian persyaratan umum setiap jenjang pendidikan adalah sebagai berikut:

TK 

  • Berusia paling rendah 4 tahun dan maksimal 5 tahun untuk Kelompok A
  • Berusia paling rendah 5 tahun dan maksimal 6 tahun untuk Kelompok B.

SD

  • Calon peserta didik harus berusia 7 tahun ke atas pada tanggal 1 Juli diprioritaskan
  • Calon peserta didik minimal berusia 6 tahun pada 1 Juli tahun berjalan boleh mendaftar
  • Bagi calon peserta didik dengan kemampuan kognitif khusus seperti kecerdasan dan/atau bakat istimewa serta kesiapan psikis, maka usia minimal bisa menjadi 5 tahun 6 bulan
  • Calon peserta didik kelas 1 SD tidak wajib mengikuti tes kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan/atau tes bentuk lain.

SMP 

  • Maksimal berusia 15 tahun pada 1 Juli tahun berjalan
  • Telah menyelesaikan pendidikan SD atau sederajat.

SMA/SMK

  • Maksimal berusia 21 tahun pada 1 Juli tahun berjalan
  • Telah menyelesaikan pendidikan SMP atau sederajat.
  • Khusus bagi calon siswa SMK dengan bidang atau program keahlian tertentu, dapat menetapkan syarat tambahan untuk menerima siswa kelas 10.

Mengacu pada persyaratan-persyaratan umum tersebut, dokumen yang perlu dipersiapkan siswa yakni:

  • Akta kelahiran atau surat keterangan lahir yang resmi dikeluarkan pihak berwenang dan mendapat legalisasi pejabat setempat sesuai domisili peserta didik Ijazah atau surat keterangan lulus jenjang pendidikan sebelumnya
  • Kartu Keluarga (KK) yang menunjukkan domisili calon peserta baru
  • KTP orang tua/wali yang sesuai dengan KK.

Sebagai tambahan, calon peserta didik penyandang disabilitas tidak dikenakan persyaratan batas usia. Sementara bagi yang akan mendaftar ke SMPLB atau SMALB harus menyertakan ijazah SDLB atau SMPLB.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Syarat dan Dokumen SPMB 2025 untuk Daftar Sekolah TK hingga SMA/SMK”

Rahasia di Balik Efektivitas Belajar Mengajar

Rahasia di Balik Efektivitas Belajar Mengajar

1. Gaya Belajar Berbeda

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang lebih suka belajar secara visual, ada yang auditori, dan ada yang kinestetik.

  • Visual: Orang dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat informasi melalui gambar, grafik, dan diagram.
  • Auditori: Gaya belajar ini lebih efektif saat mendengar informasi melalui kuliah, diskusi, atau rekaman audio.
  • Kinestetik: Mereka yang belajar secara kinestetik cenderung lebih baik saat melakukan aktivitas fisik atau praktikum langsung.

2. Pengulangan dan Pengalaman

Mengulang informasi secara berkala membantu memperkuat ingatan. Juga, pengalaman langsung seringkali lebih efektif daripada hanya membaca atau mendengar.

  • Informasi yang diulang berkali-kali akan lebih mudah diingat. Metode pengulangan ini disebut “spaced repetition” dan sangat efektif untuk jangka panjang.
  • Belajar melalui pengalaman langsung, seperti eksperimen atau proyek, membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam.

3. Efek Pengajar

Mengajar orang lain adalah salah satu cara terbaik untuk belajar. Saat kamu menjelaskan suatu konsep kepada orang lain, kamu juga memperkuat pemahamanmu sendiri.

  • Mengajar orang lain membantu memperkuat pemahaman karena kamu harus benar-benar memahami konsep untuk bisa menjelaskannya dengan baik.
  • Aktivitas ini juga meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepercayaan diri.

4. Lingkungan yang Mendukung

Foto: Getty Images/iStockphoto/ASIFE

Lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung sangat penting untuk keberhasilan akademis.

  • Ruang belajar yang nyaman, bebas gangguan, dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik sangat penting untuk konsentrasi.
  • Akses ke sumber daya seperti buku, internet, dan alat tulis mendukung proses belajar yang efektif.

5. Pentingnya Istirahat

Otak membutuhkan waktu istirahat untuk memproses dan menyimpan informasi.

  • Istirahat yang cukup, termasuk tidur yang nyenyak, membantu proses pemulihan otak dan konsolidasi ingatan.
  • Teknik seperti “power nap” atau tidur singkat selama 10-20 menit dapat meningkatkan kewaspadaan dan produktivitas.

6. Pengaruh Emosi

Emosi dapat mempengaruhi kemampuan belajar. Rasa stres atau cemas dapat menghambat pembelajaran, sementara motivasi dan rasa bahagia dapat meningkatkan kinerja.

  • Emosi positif seperti rasa bahagia dan termotivasi meningkatkan daya serap informasi dan kinerja akademis.
  • Mengelola stres dan kecemasan melalui teknik relaksasi dan mindfulness dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan ingatan.

7.  Pentingnya Umpan Balik

Mendapatkan umpan balik dari guru atau teman membantu meningkatkan pemahaman dan memperbaiki kesalahan.

  • Mendapatkan umpan balik dari guru atau teman membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberikan arah untuk perbaikan.
  • Umpan balik yang konstruktif meningkatkan motivasi dan kinerja siswa.

8. Fleksibilitas dan Adaptasi:

Pendidikan yang efektif seringkali memerlukan fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan siswa.

  • Guru yang efektif mampu menyesuaikan metode pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa.
  • Pendidikan yang fleksibel memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat mereka dan belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
Resmi, Akun Belajar.id Akan Dihapus pada Akhir Tahun. Simak Kriterianya dan Segera Cadangkan Data Penting!

Resmi, Akun Belajar.id Akan Dihapus pada Akhir Tahun. Simak Kriterianya dan Segera Cadangkan Data Penting!

Kemendikdasmen di bawah kepemimpinan Mendikdasmen Abdul Muti melakukan banyak tranformasi dan pembaharuan kebijakan dalam bidang pendidikan, baik terkait dengan guru dan kepala sekolah maupun dalam kelembagaan sekolah.

Mengutip dari kaltimpost.jawapos.com, salah satu kebijakannya mengenai penghapusan akun.belajar.id. Berdasarkan Peraturan Sekjen Kemendikbudristek No.14/2024 dan hasil analisis dan evaluasi rutin oleh Pusdarin, akan dilakukan penghapusan akun belajar.id.

Penghapusan dilakukan oleh pengelola akun belajar.id dengan tenggat waktu kurang lebih 2 minggu, dijadwalkan pada 16-30 Desember 2024. Kebijakan ini diambil usai evaluasi menyeluruh yang bertujuan menjaga kualitas dan efisiensi layanan yang diberikan oleh Kemdikbudristek melalui sistem belajar.id.

Namun, tidak semua akun belajar.id dihapus. Ada beberapa kriteria akun yang terdampak penghapusan yang meliputi berbagai jenjang pendidikan.

Foto: melintas.id

Peserta Didik

Kriteria yang menyebabkan akun peserta didik terhapus yakni:

  • Peserta didik yang telah lulus atau pindah jenjang Pendidikan, baik dengan status akun belajar.id aktif maupun tak aktif.
  • Peserta didik yang belum lulus atau pindah jenjang tapi memiliki akun belajar.id yang tak aktif selama lebih dari setahun.

Akun pengguna peserta didik yang terdampak penghapusan mulai dari jenjang paud hingga kesetaraan.

Subdomain akun meliputi: @paud.belajar.id; @sd.belajar.id; @smp.belajar.id; @sma.belajar.id; @smk.belajar.id; @slb.belajar.id; dan @kesetaraan.belajar.id.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)

Pendidik dan tenaga kependidikan juga akan dihapus akunnya bila mengalami kondisi sebagai berikut:

  • Pendidik atau tenaga kependidikan yang telah meninggal dunia.
  • Pendidik atau tenaga kependidikan yang telah pensiun.

Subdomain akses layanan pedidikan untuk pengguna Pendidik meliputi: @guru.paud.belajar.id; @guru.sd.belajar.id; @guru.smp.belajar.id; @guru.sma.belajar.id; @guru.smk.belajar.id; @guru.slb.belajar.id, dan @guru.kesetaraan.belajar.id.

Sedangkan subdomain akses layanan pendidikan pengguna tenaga kependidikan meliputi admin dari masing-masing jenjang mulai PAUD hingga kesetaraan.

Pengguna Akun Non Satuan Pendidikan

Akun belajar.id non satuan pendidikan dengan subdomain pada akun akses layanan pendidikan (PAUD, SMP, SMA, SMK, SLB, Kesetaraan).

Untuk itu pengguna akun belajar.id yang terkena penghapusan diharapkan segera melakukan pencadangan file atau mengunduh file yang tersimpan pada akun tersebut secara mandiri. Hal ini penting dilakukan agar data yang penting tidak hilang usai akun dihapus.

Cara Melakukan Pencadangan File:

  1. Masuk ke akun belajar.id.
  2. Pilih file yang ingin dicadangkan di Google Drive.
  3. Unduh file.
  4. Lakukan pencadangan ke perangkat lokal.

Pastikan untuk segera melakukan pencadangan data penting yang masih tersimpan di akun belajar.id.

Menjaga Kesehatan di Sekolah: 8 Tips Gaya Hidup Sehat untuk Siswa

Menjaga Kesehatan di Sekolah: 8 Tips Gaya Hidup Sehat untuk Siswa

Menerapkan gaya hidup sehat di sekolah sangat penting untuk mendukung kesejahteraan siswa dan membantu mereka mencapai prestasi akademik yang maksimal. Berikut beberapa tips untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat:

1. Pola Makan Sehat

  • Bekal Bergizi: Pastikan siswa membawa bekal yang sehat dan bergizi setiap hari. Sertakan buah, sayuran, protein, dan karbohidrat seimbang.
  • Hindari Makanan Cepat Saji: Batasi konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis. Gantilah dengan camilan sehat seperti buah segar atau kacang-kacangan.

2. Aktivitas Fisik

  • Olahraga Rutin: Dorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler yang melibatkan aktivitas fisik.
  • Gerakan Sehat di Kelas: Lakukan senam ringan atau peregangan di kelas untuk menjaga tubuh tetap aktif.

3. Hidrasi yang Cukup

  • Air Minum yang Cukup: Pastikan siswa minum air putih yang cukup setiap hari. Sediakan tempat isi ulang air minum di sekolah.

4. Kebersihan Pribadi

  • Cuci Tangan: Ajarkan dan ingatkan siswa untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
  • Higiene Pribadi: Dorong kebiasaan menjaga kebersihan pribadi seperti mandi setiap hari, sikat gigi, dan menggunakan pakaian bersih.

5. Kesehatan Mental

  • Dukungan Emosional: Sediakan konseling atau layanan dukungan emosional bagi siswa yang membutuhkan. Buatlah lingkungan yang mendukung untuk berbicara tentang masalah pribadi.
  • Relaksasi dan Rekreasi: Berikan waktu dan ruang bagi siswa untuk bersantai dan menikmati aktivitas yang menyenangkan.

6. Lingkungan Sehat

  • Ruang Kelas Bersih: Pastikan ruang kelas selalu bersih dan terawat. Sediakan tempat sampah dan dorong siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka.
  • Ventilasi yang Baik: Pastikan setiap ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menghindari penumpukan kuman dan virus.

7. Pendidikan Kesehatan

  • Penyuluhan Kesehatan: Adakan penyuluhan kesehatan secara rutin tentang pentingnya gaya hidup sehat, bahaya merokok, alkohol, dan narkoba.
  • Kurangi Stress Akademik: Berikan jadwal belajar yang seimbang dan hindari memberikan tugas berlebihan yang dapat menyebabkan stres pada siswa.

8. Kerjasama dengan Orang Tua

  • Komunikasi Terbuka: Jalin komunikasi yang baik dengan orang tua tentang pentingnya mendukung gaya hidup sehat di rumah dan di sekolah.
  • Kegiatan Keluarga: Adakan kegiatan yang melibatkan keluarga, seperti seminar kesehatan atau acara olahraga keluarga.

Dengan menerapkan tips-tips ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan fisik dan mental siswa, sehingga mereka dapat belajar dan berkembang dengan optimal.

Sejarah Seragam Sekolah: Dari Dulu hingga Kini

Sejarah Seragam Sekolah: Dari Dulu hingga Kini

Sejarah Seragam Sekolah: Dari Dulu hingga Kini

Seragam sekolah, sebuah pakaian yang hampir menjadi identitas bagi setiap siswa, ternyata memiliki sejarah panjang dan menarik. Penggunaan seragam sekolah bukan sekadar soal penampilan, namun juga mengandung makna yang lebih dalam terkait disiplin, kesetaraan, dan identitas suatu lembaga pendidikan.

Asal-Usul Seragam Sekolah

1. Abad Pertengahan:

Sumber: simplyschooluniform.co.uk
  • Cappas clausa: Seragam sekolah pertama kali tercatat pada abad ke-12 di Inggris. Siswa mengenakan jubah panjang berwarna gelap yang disebut cappas clausa.
  • Simbol status: Seragam saat itu lebih menonjolkan status sosial siswa dan keluarga mereka.

2. Abad 16:

Sumber: simplyschooluniform.co.uk
  • Christ’s Hospital Boarding School: Sekolah ini menjadi pionir dalam penggunaan seragam modern dengan kombinasi warna biru dan kuning.
  • Identitas sekolah: Seragam mulai berfungsi sebagai penanda identitas suatu sekolah.

3. Abad 19-20:

  • Industrialisasi: Pertumbuhan industri mendorong perluasan pendidikan. Seragam menjadi cara efektif untuk mengidentifikasi siswa dari berbagai latar belakang.
  • Disiplin dan kesetaraan: Seragam dikaitkan dengan nilai-nilai disiplin, kesetaraan, dan kesederhanaan.

Seragam Sekolah di Indonesia

1. Masa penjajahan Jepang: Penggunaan seragam sekolah di Indonesia mulai marak pada masa penjajahan Jepang. Namun, belum ada aturan yang baku mengenai warna dan model.

Sumber: okezone

2. Pasca Kemerdekaan

Sumber: detikcom

 

  • Surat Keputusan 1982: Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan yang mengatur warna seragam sekolah untuk setiap jenjang pendidikan.
  • Makna warna: Setiap warna memiliki makna simbolis, misalnya putih melambangkan kesucian, merah melambangkan keberanian, dan biru melambangkan kedamaian.

Tujuan Penggunaan Seragam Sekolah

  • Menciptakan kesetaraan: Semua siswa terlihat sama, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi.
  • Meningkatkan disiplin: Seragam mendorong siswa untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab.
  • Membentuk identitas sekolah: Seragam menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi siswa dan sekolah.
  • Memudahkan pengawasan: Guru lebih mudah mengidentifikasi siswa yang tidak mengenakan seragam.
  • Mencegah perbandingan materi: Seragam mengurangi tekanan siswa untuk tampil modis dan memiliki barang-barang bermerek.

Perkembangan Model Seragam Sekolah

  • Tren fashion: Desain seragam sekolah terus berkembang mengikuti tren fashion terkini, namun tetap memperhatikan aspek kenyamanan dan kesopanan.
  • Inovasi bahan: Penggunaan bahan yang lebih nyaman, menyerap keringat, dan ramah lingkungan menjadi tren saat ini.
  • Personalisasi: Beberapa sekolah memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri melalui aksesori atau variasi model seragam.

Kritik Terhadap Seragam Sekolah

  • Pembatasan ekspresi diri: Seragam dianggap membatasi kebebasan siswa untuk mengekspresikan diri melalui pakaian.
  • Biaya yang mahal: Pembelian seragam baru setiap tahun dapat menjadi beban bagi keluarga.
  • Tidak praktis: Seragam yang kurang nyaman dapat mengganggu aktivitas belajar siswa.

Meskipun ada berbagai pandangan, seragam sekolah tetap menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di banyak negara. Seragam sekolah tidak hanya soal pakaian, tetapi juga tentang nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada siswa.