Juhani

5 Fakta Menarik tentang Hubungan Antara Bahasa dan Pendidikan

5 Fakta Menarik tentang Hubungan Antara Bahasa dan Pendidikan

Bahasa merupakan aspek penting dalam pendidikan karena bahasa adalah alat utama untuk komunikasi dan pembelajaran. Tidak hanya menjadi medium utama dalam proses mengajar dan belajar, bahasa juga berperan dalam membentuk identitas budaya dan sosial siswa. Dalam konteks pendidikan, bahasa berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diajarkan. Berikut beberapa fakta menarik tentang hubungan antara bahasa dan pendidikan:

1. Multilingualisme di Sekolah

Deskripsi: Di banyak negara, siswa diajarkan dalam lebih dari satu bahasa. Multilingualisme di sekolah membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa yang luas dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif serta keterampilan sosial mereka. Contoh: Di Eropa, banyak sekolah yang mengajarkan bahasa Inggris, bahasa lokal, dan satu bahasa asing lainnya kepada siswa.

2. Bahasa Pengantar dalam Pendidikan

Deskripsi: Bahasa pengantar adalah bahasa yang digunakan untuk mengajar di sekolah. Pilihan bahasa pengantar dapat mempengaruhi pemahaman siswa dan kualitas pendidikan. Contoh: Di beberapa negara Afrika, bahasa lokal digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar, sementara bahasa Inggris atau Prancis digunakan di tingkat yang lebih tinggi.

Foto: Tempo.co

3. Bahasa Isyarat dalam Pendidikan

Deskripsi: Pendidikan inklusif mencakup penggunaan bahasa isyarat untuk siswa yang tuli atau memiliki gangguan pendengaran. Ini memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Contoh: Banyak sekolah di Amerika Serikat dan Eropa yang memiliki program khusus untuk mengajarkan bahasa isyarat dan menyediakan interpretasi bahasa isyarat di kelas.

4. Bahasa dan Identitas Budaya

Deskripsi: Bahasa adalah bagian penting dari identitas budaya. Pendidikan dalam bahasa ibu membantu melestarikan budaya dan tradisi lokal. Contoh: Di Indonesia, pendidikan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, dan Bali diajarkan di sekolah-sekolah untuk melestarikan budaya dan bahasa setempat.

5. Pendidikan Bahasa dalam Pendidikan Tinggi

Deskripsi: Di perguruan tinggi dan universitas, penguasaan bahasa asing sering kali menjadi syarat untuk kelulusan. Banyak institusi menawarkan program studi bahasa dan sastra yang komprehensif. Contoh: Universitas-universitas di Eropa sering kali menawarkan kursus bahasa sebagai bagian dari program gelar, dan beberapa program gelar mungkin mengharuskan siswa untuk belajar di luar negeri.

Bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan, dan pemahaman tentang berbagai aspek pengajaran dan pembelajaran bahasa dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

PIP Tahap 3 2024 Cair Desember? Berikut Cara Cek Penerima

PIP Tahap 3 2024 Cair Desember? Berikut Cara Cek Penerima

Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan dari Kementerian Pendidikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan pendidikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu. mencakup biaya sekolah, dan uang saku. Penerima PIP harus terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang menunjukkan kelayakan.

Manfaat PIP

  • Bantuan Dana: Siswa menerima bantuan berupa uang tunai yang disalurkan langsung ke rekening Simpanan Pelajar (SimPel) di bank-bank mitra seperti BRI, BNI, dan BSI.
  • Akses Pendidikan: Bantuan ini mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta pendidikan nonformal.
  • Kebutuhan Pendidikan: Dana PIP dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan pendidikan, seperti pembelian buku, seragam, transportasi, dan biaya kursus.

Kapan Dana PIP Tahap 3 2024 Cair?

Foto: blog.tribunjualbeli.com

Bagi siswa yang belum menerima pencairan dana PIP tahap 3 di bulan Oktober, tidak perlu khawatir. Pencairan masih berlangsung hingga Desember 2024, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Siswa diimbau untuk memantau status pencairan melalui laman SIPINTAR secara rutin.

Dikutip dari detik.com, PIP akan dicairkan dalam bentuk uang yang ditransfer langsung ke rekening siswa, besaran bantuan ini bergantung pada jenjang sekolah siswa masing-masing. Bantuan PIP termin 1 telah dicairkan pada Februari-April.

Sementara, PIP Termin 2 dicairkan pada bulan Mei-September menurut usulan Dinas Pendidikan, serta penerima telah mengaktivasi SK Nominasi. Sedangkan, PIP Termin 3 akan kembali cair pada bulan Desember.

Cara Cek Status Penerima PIP

Untuk mengetahui apakah dana PIP sudah masuk ke rekening, siswa dapat memeriksa melalui laman resmi SIPINTAR yang disediakan oleh Kemdikbud.

Berikut langkah-langkah pengecekan: 

Buka SIPINTAR di alamat pip.kemdikbud.go.id.

Masukkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada kolom yang tersedia.

Klik tombol “Cari Penerima PIP”.

Setelah itu, jika dana sudah cair, akan muncul Surat Keputusan (SK) Pemberian dengan keterangan bahwa saldo dana PIP sudah masuk ke rekening siswa.

Besaran bantuan PIP 2024 bervariasi berdasarkan jenjang pendidikan:

  • SD/SDLB/Paket A:
    • Siswa baru dan kelas akhir: Rp225.000
    • Siswa reguler: Rp450.000/tahun
  • SMP/SMPLB/Paket B:
    • Siswa baru dan kelas akhir: Rp375.000
    • Siswa reguler: Rp750.000/tahun
  • SMA/SMALB/Paket C/SMK:
    • Siswa baru dan kelas akhir: Rp900.000
    • Siswa reguler: Rp1.800.000/tahun

Bagi siswa yang belum menerima pencairan dana PIP tahap 3 di bulan Oktober, tidak perlu khawatir. Pencairan masih berlangsung hingga Desember 2024, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Siswa diimbau untuk memantau status pencairan melalui laman SIPINTAR secara rutin.

Memahami Istilah Asing dalam Pendidikan untuk Siswa dan Guru

Memahami Istilah Asing dalam Pendidikan untuk Siswa dan Guru

Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, seringkali kita dihadapkan pada berbagai istilah asing yang mungkin terdengar rumit dan membingungkan. Dari “curriculum” hingga “pedagogy”, dan dari “assessment” hingga “gamification”, istilah-istilah ini tidak hanya menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di kalangan pendidik, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap cara kita belajar dan mengajar. Mari kita jelajahi bersama istilah-istilah kunci dalam pendidikan:

Foto: lesprivat99.com

1. Curriculum (Kurikulum)

Kurikulum adalah keseluruhan mata pelajaran dan materi yang ditawarkan oleh sebuah sekolah atau program pendidikan. Ini mencakup tujuan pendidikan, metode pengajaran, dan penilaian yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh: Kurikulum 2013 di Indonesia menekankan pada pengembangan karakter, kompetensi, dan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Pedagogy (Pedagogi)

Pedagogi merujuk pada metode dan praktik mengajar. Ini adalah seni dan ilmu pendidikan, dan melibatkan pendekatan yang digunakan guru untuk mengajar dan mendidik siswa. Contoh: Pedagogi aktif melibatkan siswa dalam diskusi, proyek, dan aktivitas yang mempromosikan pembelajaran kolaboratif.

3. Syllabus (Silabus)

Silabus adalah rencana yang mencakup topik atau bahan ajar yang akan diajarkan dalam satu mata pelajaran tertentu selama periode waktu tertentu. Ini memberikan panduan bagi guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari dan bagaimana evaluasinya. Contoh: Silabus matematika untuk kelas 10 mencakup topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri.

4. Assessment (Penilaian)

Penilaian adalah proses evaluasi kemajuan, keterampilan, dan kemampuan siswa. Ini bisa dilakukan melalui berbagai metode seperti tes, tugas, atau observasi. Contoh: Penilaian formatif memberikan umpan balik yang bermanfaat selama proses belajar, sementara penilaian sumatif mengevaluasi pembelajaran di akhir periode belajar.

5. Critical Thinking (Berpikir Kritis)

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesis informasi untuk membentuk penilaian yang logis. Ini melibatkan keterampilan seperti logika, alasan, dan refleksi. Contoh: Siswa diajarkan berpikir kritis untuk menganalisis argumentasi dalam teks dan mengevaluasi bukti yang disajikan.

6. Gamification (Gamifikasi)

Gamifikasi adalah penerapan elemen permainan dalam konteks non-game, seperti dalam pendidikan, untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa. Ini dapat mencakup penggunaan poin, lencana, dan papan peringkat. Contoh: Aplikasi belajar bahasa yang memberikan penghargaan dan tantangan harian untuk mendorong siswa belajar lebih konsisten.

7. Learning Management System (LMS)

LMS adalah platform perangkat lunak yang digunakan untuk administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, dan pengiriman kursus pendidikan. Ini menyediakan infrastruktur untuk mengelola kursus online dan interaksi antara guru dan siswa. Contoh: Platform seperti Moodle atau Google Classroom digunakan oleh sekolah dan universitas untuk mengelola pembelajaran online.

8. Edutainment

Edutainment adalah kombinasi elemen pendidikan dan hiburan untuk membuat proses belajar lebih menyenangkan dan menarik. Tujuannya adalah untuk menarik minat siswa dan membuat pembelajaran lebih efektif. Contoh: Program TV atau game edukatif yang mengajarkan keterampilan membaca atau matematika kepada anak-anak.

4 Beasiswa S1-S3 ke Luar Negeri Tanpa Syarat TOEFL dan Keuntungannya

4 Beasiswa S1-S3 ke Luar Negeri Tanpa Syarat TOEFL dan Keuntungannya

Beasiswa luar negeri tanpa persyaratan TOEFL atau IELTS menawarkan kesempatan emas bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan mereka di luar negeri tanpa harus melalui tes bahasa Inggris yang seringkali menjadi hambatan. Beasiswa ini memungkinkan siswa untuk belajar di berbagai negara dengan fasilitas lengkap, mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup, hingga asuransi dan tiket pesawat.

Berikut adalah beberapa beasiswa luar negeri yang tidak memerlukan TOEFL atau IELTS, beserta detail lebih lanjut:

1. Global Korea Scholarship (GKS)

  • Jenjang: D3/S1/S2/S3
  • Cakupan: Biaya kuliah penuh, tiket pesawat pulang-pergi, tunjangan bulanan, asuransi, dan kursus bahasa Korea selama 1 tahun.
  • Syarat: Tidak memerlukan TOEFL/IELTS, tetapi jika ada, akan dianggap sebagai nilai plus.
  • Pendaftaran: Februari – Maret 2024

2. Turkiye Burslari Scholarship

  • Jenjang: S1 hingga S3
  • Cakupan: Biaya kuliah penuh, biaya hidup bulanan, asuransi, biaya akomodasi, biaya penerbangan pulang-pergi, dan kursus bahasa Turki selama 1 tahun.
  • Syarat: Mahir dalam berbahasa Turki, tidak memerlukan TOEFL/IELTS.
  • Pendaftaran: Berbeda-beda tergantung program studi yang dipilih.

3. Chinese Government Scholarship

  • Jenjang: S2/S3
  • Cakupan: Biaya kuliah penuh, biaya hidup, asuransi, dan tunjangan penelitian.
  • Syarat: Tidak memerlukan TOEFL/IELTS.
  • Pendaftaran: Berbeda-beda tergantung universitas yang dituju.

4. Brunei Darussalam Government Scholarship

  • Jenjang: S1/S2
  • Cakupan: Biaya pendidikan hingga lulus, biaya hidup, akomodasi, tunjangan buku, uang makan, dan asuransi kesehatan.
  • Syarat: Mahasiswa asing dari negara ASEAN, tidak sedang menerima beasiswa lain, dan berusia maksimal 35 tahun untuk S2.
  • Pendaftaran: Berbeda-beda tergantung universitas yang dituju.
Foto: Istimewa

Keuntungan Beasiswa Luar Negeri Tanpa TOEFL

  1. Akses Lebih Mudah: Tanpa persyaratan TOEFL atau IELTS, lebih banyak siswa dapat mengajukan beasiswa ini tanpa harus mengkhawatirkan tes bahasa Inggris yang sulit.
  2. Pelatihan Bahasa Lokal: Beberapa program beasiswa menawarkan kursus bahasa lokal negara tujuan, membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan baru dan meningkatkan keterampilan bahasa mereka.
  3. Dukungan Finansial Lengkap: Beasiswa ini biasanya mencakup berbagai biaya yang diperlukan selama studi, seperti biaya pendidikan, biaya hidup, akomodasi, asuransi kesehatan, dan tunjangan lainnya.
  4. Kesempatan Pengalaman Internasional: Siswa memiliki kesempatan untuk merasakan pengalaman hidup dan belajar di negara lain, memperluas wawasan dan jaringan internasional mereka.

Beasiswa luar negeri tanpa TOEFL atau IELTS memberikan peluang besar bagi siswa Indonesia yang ingin mengejar pendidikan tinggi di luar negeri. Dengan memanfaatkan program-program beasiswa ini, siswa dapat memperoleh pendidikan berkualitas tinggi, pengalaman internasional yang berharga, dan keterampilan bahasa baru tanpa harus melalui tes bahasa Inggris yang ketat.

8 Daftar Beasiswa Kuliah Luar Negeri Terpopuler yang Menawarkan Fully Funded

8 Daftar Beasiswa Kuliah Luar Negeri Terpopuler yang Menawarkan Fully Funded

Beasiswa luar negeri adalah program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa atau profesional untuk melanjutkan pendidikan atau pelatihan di luar negeri, dengan biaya yang ditanggung sepenuhnya atau sebagian oleh lembaga yang menawarkan beasiswa tersebut. Berikut adalah beberapa jenis beasiswa luar negeri yang populer:

Foto: borderless.so

1. Monbukagakusho Scholarship, Jepang

Pemerintah Jepang menawarkan Monbukagakusho scholarship yang fully funded untuk kuliah di berbagai institusi pendidikan di Jepang. Cakupan beasiswanya meliputi biaya pendidikan, kursus bahasa Jepang, tiket pesawat, dan tunjangan hidup.

2. Mitsui Bussan Scholarship, Jepang

Beasiswa S1 luar negeri fully funded selanjutnya adalah Mitsui Bussan Scholarship. Beasiswa ini adalah beasiswa yang ditujukan untuk lulusan SMA yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Jepang. Penerima beasiswa akan mendapatkan kursus bahasa jepang terlebih dahulu di Tokyo selama 1,5 tahun sebelum masuk kuliah. Beasiswa ini memberikan cakupan berupa biaya perkuliahan, biaya kursus bahasa Jepang, tiket pesawat, tunjangan biaya hidup, dan biaya kedatangan.

3. KAIST Scholarship, Korea Selatan

Jika kamu tertarik untuk mempelajari bidang teknologi, beasiswa Korea ini cocok untuk kamu lulusan sekolah formal tingkat SMA atau SMK. KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology) sendiri merupakan salah satu kampus teknologi terbaik di Korea Selatan yang masuk dalam 41 kampus top terbaik dunia versi QS World University Ranking. Beasiswa ini ditujukan untuk lulusan SMA yang ingin melanjutkan studi S1 ke Korea Selatan. Cakupan beasiswa ini meliputi biaya pendidikan selama 8 semester, biaya hidup, dan asuransi kesehatan.

4. Korean Government Scholarship Program (KGSP), Korea Selatan

Rekomendasi beasiswa S1 luar negeri kali ini adalah Beasiswa GKS/KGSP yang ditujukan bagi lulusan SMA/sederajat yang ingin menempuh kuliah diploma atau sarjana di universitas-universitas Korea. Beasiswa disediakan full dengan kebutuhan biaya ditanggung oleh pemerintah selama studi di Korea. Cakupan beasiswa ini meliputi biaya pendidikan, biaya kursus bahsa Korea selama 1 tahun, tiket pesawat, tunjangan kedatangan dan pemulangan.

5. National University of Singapore, Singapura

NUS menawarkan Science & Technology Undergraduate Scholarship yang fully funded. Para penerima akan mendapatkan biaya kuliah, tunjangan hidup tahunan ($6,000 SGD), tunjangan komputer ($1,750 SGD), serta tunjangan akomodasi dan tiket pesawat antarnegara.

6. University of Toronto, Kanada

Pemerintah Kanada menawarkan beasiswa yang fully funded untuk kuliah di Universitas Toronto. Cakupan beasiswanya meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, tunjangan buku, dan biaya tidak terduga lainnya.

7. Australian National University, Australia

ANU menawarkan beberapa program beasiswa Australia, termasuk College of Business & Economics South East Asia Merit Scholarship dan Chancellors’ International Scholarship. Beasiswa ini juga mencakup biaya pendidikan dan hidup penuh. 

8. The University of Hongkong, Hongkong

HKU menawarkan Memorial Taufik Ali Scholarship yang fully funded untuk mahasiswa internasional. Beasiswa ini mencakup pembebasan biaya kuliah dan tunjangan hidup bulanan. Penerima dipilih berdasarkan prestasi akademis yang telah dicapai.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Segera Terapkan Pendidikan Matematika Sejak TK

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Segera Terapkan Pendidikan Matematika Sejak TK

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Indonesia, Abdul Mu’ti telah mencanangkan agar pendidikan matematika bisa mulai diajarkan sejak masa Taman Kanak-kanak (TK). Hal tersebut menjadikannya sebagai salah satu program prioritas Kemendikdasmen.

Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI dengan agenda perkenalan pejabat dan gambaran umum arah kebijakan Kemendikdasmen periode 2024-2029 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 November 2024. Ia menjelaskan pembelajaran matematika sejak TK itu menjadi bagian dari program penguatan pendidikan unggul, literasi, numerasi, dan sains teknologi, yang meliputi pendidikan matematika, sains dan teknologi sejak dini.

Mengutip dari antaranews Mu’ti mengatakan “Penguatan pendidikan unggul, literasi, numerasi, dan sains teknologi, meliputi pendidikan matematika, sains, teknologi. Kami sudah merancang, insya Allah pendidikan matematika itu dimulai dari sejak taman kanak-kanak,” jelasnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Menurut pandangannya, kemampuan berhitung dan memahami angka atau numerasi masyarakat Indonesia dari kalangan peserta didik hingga dewasa terbilang masih rendah, bahkan tidak sedikit yang menganggap pelajaran matematika sebagai momok.
 
“Numerasi kita kan masih rendah, selain literasi kita juga masih rendah, bahkan sekarang di kalangan sebagian pelajar, matematika menjadi momok karena dibilang matematika ini buat kita mati-matian. Jadi, kami mau buat matematika nantinya menyenangkan dan dapat diajarkan secara mudah,” kata Mu’ti.
Foto: Rida Pertana/detikJogja

Ia menerangkan pihaknya sudah melakukan praktik uji coba bagaimana mengajarkan matematika untuk taman kanak-kanak dalam kunjungan kerjanya yang pertama di Palembang didampingi oleh Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian.

“Saya sudah praktekkan bagaimana matematika untuk taman kanak-kanak dalam kunjungan kerja kami pertama di Palembang, di sebuah TK yang dikelola oleh Angkatan Udara,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menyebut Pemilihan TK tersebut didasarkan dengan filosofi agar pendidikan Indonesia dapat terbang tinggi setinggi pesawat Indonesia.

“Kami pilih TK Angkatan Udara supaya pendidikan Indonesia terbang tinggi setinggi pesawat kita,” tandasnya.

Rencana Kebijakan Kemendikdasmen: Ujian Nasional, Zonasi, dan Kurikulum Merdeka Akan Dikaji Ulang

Rencana Kebijakan Kemendikdasmen: Ujian Nasional, Zonasi, dan Kurikulum Merdeka Akan Dikaji Ulang

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan rencana kebijakan pendidikan yang akan diterapkan di periode mendatang. Abdul Mu’ti, mengatakan di awal jabatannya lebih banyak mendengarkan aspirasi publik. Hal itu menjadi masukan bagi kementeriannya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Aktivitas menyerap aspirasi tersebut setidaknya akan dilakukan Mu’ti selama satu bulan. Aspirasi masyarakat ini akan dikolaborasikan dengan berbagai penelitian tentang pendidikan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Mu’ti juga menjelaskan bahwa penyerapan aspirasi tidak terbatas pada kalangan tertentu. Ia tetap akan menerima masukan dari masyarakat sebagai pengguna jasa layanan pendidikan meski bukan dari struktur mana pun.

Sebagai informasi, Kemendikdasmen, dipimpin oleh Menteri Abdul Mu’ti didampingi oleh Wakil Menteri (Wamen) Fajar Riza Ul Haq dan Atip Latipulhayat. Ketiganya akan fokus membenahi berbagai program yang telah hadir pada masa eks Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di ranah pendidikan prasekolah (PAUD/TK), SD, SMP, dan SMK. Lalu seperti apa kebijakan Menteri Mu’ti dan 2 wakilnya? Berikut rangkumannya yang diambil dari berbagai sumber: 

1. Melakukan Kajian Ulang pada UN, Zonasi, dan Kurikulum Merdeka

Foto: depoedu.com

Tiga kebijakan yang akan dikaji ulang oleh Kemendikdasmen adalah Kurikulum Merdeka, sistem penerimaan peserta didik baru melalui jalur zonasi, dan peniadaan Ujian Nasional (UN). Ketiga hal tersebut menjadi perdebatan saat ini dengan adanya pihak yang pro dan kontra.

Ia akan mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Fakta bahwa Mu’ti menyinggung pengkajian ulang soal UN, membuat masyarakat menduga bahwa UN akan kembali diadakan di periode yang akan datang.

Hal ini lantaran UN dihapus Pemerintah RI selama tiga tahun terakhir, sejak 2021 atau bertepatan dengan Pandemi COVID-19. Perlu diketahui bahwa kebijakan soal pengadaan atau penghapusan UN sendiri belum dirilis secara resmi oleh Kemendikdasmen terbaru.

2. Mengkaji Format Sekolah Unggul Terintegrasi

Foto: Istimewa

Mu’ti juga mengumumkan akan mengkaji rencana pembuatan format sekolah unggul terintegrasi. Format tersebut termasuk dalam salah satu dari 8 program hasil terbaik cepat di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Sekolah ini mengakomodasi berbagai potensi dan bakat anak-anak Indonesia, termasuk pada sisi akademis, seni, hingga olahraga. Dalam pandangan Mu’ti, format sekolah unggul terintegrasi turut memperhatikan asas berkeadilan dalam biaya pendidikan.

Mu’ti berambisi agar sekolah unggulan tersebut dapat dijangkau oleh beragam lapisan masyarakat, sekali pun nantinya akan bertaraf internasional.

3. Meningkatkan Kualitas Guru

Foto: kompasiana.com

Kementrian Dikdasmen memberikan perhatian penuh agar bisa meningkatkan kualitas guru. Upgrade keilmuan tersebut terutama ditujukan pada guru agar lebih menguasai numerasi dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peserta didik.

Pemerintahan Prabowo-Gibran memberikan prioritas agar peserta didik menguasai sains dan teknologi. Peningkatan kualitas guru mencakup pula dalam hal bimbingan konseling (BK).

Guru BK diharapkan memiliki peningkatan, serta guru-guru bidang studi juga diarahkan agar bisa mempunyai kemampuan konseling.

4. Ingin Matematika Dikenalkan Sejak TK

Foto: kompasiana.com
Melansir dari kumparan, Abdul Mu’ti dipanggil oleh Prabowo ke Istana Negara pada Selasa (22/10). Salah satu yang dibahas adalah pentingnya pembelajaran Matematika sejak usia dini, yaitu TK.
 
Prabowo rupanya memiliki concern untuk meningkatkan kualitas sains dan teknologi, yang salah satu bidangnya adalah Matematika. Menurut Abdul Mu’ti, pelajaran Matematika menjadi salah satu pondasi penting yang perlu dikenalkan sedini mungkin.

5. SMK di Era Kemendikdasmen

Foto: Istimewa

Tidak akan lagi menjadi satu, SMK yang semula ada di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan berpindah di bawah kewenangan Kemendikdasmen. Nantinya SMK akan bertransformasi dalam mengembangkan teknologi tinggi berbasis kekayaan dan potensi alam. Sehingga, lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan yang bisa mengembangkan potensi-potensi lokal bangsa Indoensia.

Karena berjalan dengan pengembangan yang baru, Mu’ti menyebutkan format SMK di pemerintahannya akan diperbaharui. Termasuk yang berkaitan dengan visi dunia usaha.

Perusahaan yang bisa berkolaborasi dengan SMK ke depannya tidak harus perusahaan besar Indonesia. Tetapi, SMK akan membuka kerja sama dengan perusahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dari Nadiem ke Tiga Pemimpin Baru, Berikut Profil Kemendikdasmen, Mendikti Saintek, dan Menteri Kebudayaan

Dari Nadiem ke Tiga Pemimpin Baru, Berikut Profil Kemendikdasmen, Mendikti Saintek, dan Menteri Kebudayaan

Hari Minggu, 20 Oktober 2024 di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pemecahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi resmi menjadi tiga kementerian baru. Tiga kementerian itu adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta, Kementerian Kebudayaan.

Prabowo menyebutkan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan dipimpin Abdul Mu’ti. Kemudian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dipimpin Satryo Soemantri Brodjonegoro, kemudian Fadli Zon ditunjuk untuk memimpin Menteri Kebudayaan. Berikut profil ketiga menteri tersebut mengutip dari medcom.id.

Profil Mendikdasmen, Abdul Mu'ti

Foto: kompas.com

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti resmi ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Mu’ti diminta Prabowo memajukan pendidikan Indonesia karena sejatinya pendidikan menjadi kunci membangun bangsa.

Mengutip laman pwmjateng.com,  Abdul Mu’ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Ia tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak 1994 dan pernah menjabat sebagai Sekretaris PWM Jateng periode 2000-2002, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006, Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010, Sekretaris PP Muhammadiyah 2010-2015, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah 2015-2022 dan terpilih kembali pada Muktamar ke-48 untuk masa bakti 2022-2027.

Abdul Mu’ti merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sejak mahasiswa, ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Walisongo Semarang, kemudian pernah menjadi pimpinan di PC IMM Kota Semarang dan DPD IMM Jawa Tengah.

Pada level Internasional, dia adalah anggota British Council Advisory Board 2006-2008, Indonesia-United Kingdom Advisory Board (2007-2009), Executice Committee of Asian Conference of Religion for Peace (2010-2015), dan Indonesia-United States Council on Religion and Pluralism (2016-Sekarang).

Penerima penghargaan Australian Alumni Award (2008) ini aktif dalam berbagai forum dialog dan kerja sama antar iman di dalam dan luar negeri. Tulisan dan karya Mu’ti dipresentasikan dalam berbagai forum ilmiah di dalam dan luar negeri serta media massa nasional.

Mengutip dari detik.com, Abdul Mu’ti pernah ditunjuk sebagai Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) 2006-2011, Ketua BAN-S/M 2011-2017, dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2019-2023 hingga BSNP dibubarkan di era Mendikbudristek Nadiem Makarim dan digantikan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).

Profil Mendikti Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro

Foto: beritasatu.com

Mengutip laman Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di aipi.or.id, Satryo merupakan lulusan S3 Teknik Mesin dari University of California. Ilmuan ini telah menulis lebih dari 99 publikasi ilmiah.

Pria kelahiran Delf, Belanda pada 5 Januari 1956 itu bergabung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) setelah meraih gelar Ph.D. Saat itu, dia terus memperluas kemampuannya di bidang pendidikan tinggi.

Ia merupakan sosok yang membawa reformasi dan pembaruan untuk peningkatan mutu dan daya saing di ITB. Pada tahun 1992, ia terpilih sebagai ketua jurusan Teknik Mesin ITB.

Mengutip dari detik.com, Ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) pada 1999-2007. Di masa jabatannya, sejumlah institusi perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dikutip dari laman DJKN Kemenkeu, BHMN menjadi wujud kebebasan penyelenggaraan pendidikan tinggi di bidang akademik, otonomi keilmuan, dan otonomi keuangan.

Belakangan, ia aktif menjadi dosen tamu bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology Jepang dan ITB. Pada 2018-2023, ia menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan anggota komisi Bidang Ilmu Rekayasa AIPI.

Profil Menteri Kebudayaan, Fadli Zon

Foto: travelista.id

Fadli Zon merupakan Politikus Gerindra kelahiran 1 Juni 1971. Dia adalah seorang politikus dan mantan aktivis yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014–2019.

Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. Sejak 8 Oktober 2015, ia juga dipercaya sebagai Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Se-Dunia (Chairman of Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC).

Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cibereum 3, Cisarua, Bogor dan melanjutkan di SMPN 1 Cisarua, di Gadog, Bogor, kemudian pindah ke SMP Fajar Jakarta.
Dia lalu melanjutkan pendidikan di SMA 31 Jakarta. Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat Summa Cum Laude.

Pada 1994, Fadli Zon terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.

Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade. Ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris. Pada tahun 2016, ia meraih gelar doktoral dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia.

Mengutip dari detik.com, Di bidang kebudayaan, ia antara lain mendirikan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat; Rumah Kreatif Fadli Zon di Cimanggis Depok, Jawa Barat; Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatra Barat; Dewan Pembinan Rumah Puisi Aie Angek di Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada 2018, ia meraih rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai kolektor wayang Nusantara terbanyak dan terlengkap.

Reformasi Kabinet Merah Putih: Kemendikbudristek Kini Menjadi Tiga Kementerian Baru

Reformasi Kabinet Merah Putih: Kemendikbudristek Kini Menjadi Tiga Kementerian Baru

Presiden Prabowo Subianto memecah Kemendikbud-Ristek menjadi tiga kementerian di pemerintahannya. Tiga kementerian itu adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta, Kementerian Kebudayaan.

Hal ini disampaikan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024. Prabowo yang malam itu didampingi Wapres, Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Foto: cnnindonesia.com

Prabowo menyebutkan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan dipimpin Abdul Mu’ti. Kemudian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dipimpin Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Sedangkan Fadli Zon ditunjuk untuk memimpin Menteri Kebudayaan. Ketiga nama ini sebelumnya sudah santer diberitakan akan menempati tiga pos pecahan Kemendikbudristek tersebut.

Latar Belakang

Langkah untuk memecah kementerian menjadi beberapa kementerian baru bukanlah hal yang baru dalam sejarah birokrasi Indonesia.

Latar belakang pemecahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian baru didasarkan pada beberapa alasan utama:

  1. Fokus dan Efektivitas: Dengan membagi kementerian, diharapkan masing-masing kementerian dapat lebih fokus pada tugas dan tanggung jawab spesifik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.
  2. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Pemecahan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di semua tingkatan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Dengan kementerian yang terpisah, kebijakan dan program dapat disesuaikan lebih baik dengan kebutuhan masing-masing tingkat pendidikan.
  3. Perkembangan Kebudayaan dan Riset: Memisahkan kementerian kebudayaan dan riset dari pendidikan diharapkan dapat memperkuat fokus pada pelestarian budaya dan inovasi. Ini penting untuk mendorong kemajuan dalam bidang kebudayaan dan sains.
  4. Respons Terhadap Tantangan Global: Dalam menghadapi tantangan global di bidang pendidikan dan teknologi, pemisahan kementerian dapat membantu Indonesia beradaptasi dan berinovasi dengan lebih cepat dan efisien.
  5. Kebutuhan untuk Menyesuaikan Kebijakan: Struktur yang lebih sederhana memudahkan penyusunan kebijakan yang lebih terarah dan responsif terhadap perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi.

Dengan adanya pemecahan ini, diharapkan akan ada peningkatan dalam pengelolaan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia, serta peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.

Mulai Dari Sekarang! Berikut 7 Tips Cerdas Mengatur Keuangan untuk Persiapan Anak Sekolah

Mulai Dari Sekarang! Berikut 7 Tips Cerdas Mengatur Keuangan untuk Persiapan Anak Sekolah

Memasuki tahun ajaran baru adalah momen yang dinanti banyak orang tua, tetapi juga bisa menjadi tantangan keuangan. Dari biaya pendaftaran hingga perlengkapan sekolah, mempersiapkan anak untuk sekolah memerlukan perencanaan yang matang. Dengan mengatur keuangan dengan baik, Anda dapat memastikan bahwa anak Anda memiliki semua yang dibutuhkan untuk memulai tahun ajaran dengan percaya diri. Dalam panduan ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis dan tips berguna untuk membantu Anda merencanakan anggaran dan mengelola pengeluaran, sehingga proses persiapan sekolah menjadi lebih lancar dan menyenangkan!. Berikut adalah tujuh cara yang dapat membantu kamu mengatur keuangan dengan baik:

1. Buat Anggaran yang Rinci

Foto: library.everyincome.com
  • Identifikasi Semua Kebutuhan: Mulailah dengan membuat daftar semua keperluan sekolah anak, seperti seragam, buku teks, alat tulis, dan perlengkapan tambahan lainnya. Catat juga biaya transportasi dan makan siang.
  • Tentukan Batasan Anggaran: Setelah mengetahui total kebutuhan, tetapkan batasan anggaran untuk setiap kategori. Ini membantu menghindari pengeluaran berlebihan dan memastikan semua aspek tercover.

2. Tentukan Prioritas

Foto: ruangmenyala.com
  • Evaluasi Kebutuhan vs. Keinginan: Pisahkan antara kebutuhan yang harus ada (seperti buku dan seragam) dan keinginan (seperti aksesori tambahan atau gadget). Utamakan pengeluaran untuk kebutuhan dasar terlebih dahulu.
  • Fokus pada Hal yang Paling Mendesak: Misalnya, jika ada tenggat waktu untuk pembelian seragam atau buku, prioritaskan item-item tersebut agar tidak terlambat.

3. Cek Persediaan yang Ada

Foto: jawapos.com
  • Evaluasi Perlengkapan yang Sudah Dimiliki: Sebelum membeli barang baru, periksa perlengkapan sekolah yang sudah ada. Terkadang, masih ada alat tulis, buku, atau perlengkapan lain yang dapat digunakan kembali.
  • Manfaatkan Barang Bekas: Jika ada barang yang sudah tidak terpakai namun masih dalam kondisi baik, pertimbangkan untuk memakainya kembali. Ini bisa membantu menghemat biaya.

4. Sisihkan Uang Setiap Bulan

Foto: bprwm.co.id
  • Rencanakan Tabungan Khusus: Mulailah menyisihkan sebagian uang setiap bulan ke dalam tabungan khusus untuk kebutuhan sekolah. Ini dapat membuat pengeluaran saat tahun ajaran baru lebih ringan dan terencana.
  • Buat Target Tabungan: Tetapkan target berapa banyak uang yang ingin disimpan setiap bulan. Misalnya, jika total anggaran kebutuhan sekolah adalah Rp1.200.000 dan tahun ajaran baru dimulai dalam enam bulan, sisihkan Rp200.000 per bulan.

5. Manfaatkan Diskon dan Promosi

Foto: Canva
  • Ikuti Penawaran Khusus: Banyak toko menawarkan diskon menjelang tahun ajaran baru. Pantau penawaran diskon, baik di toko fisik maupun online, untuk mendapatkan harga terbaik.
  • Gunakan Kartu Pelajar: Jika memungkinkan, gunakan kartu pelajar untuk mendapatkan diskon di beberapa tempat, termasuk toko perlengkapan sekolah.

6. Rencanakan Biaya Tak Terduga

Foto: Cornelius Krishna Tedjo Via Shutterstock
  • Sediakan Dana Darurat: Sisihkan sebagian anggaran untuk biaya tak terduga, seperti perlengkapan yang harus dibeli secara mendadak atau biaya tambahan untuk kegiatan ekstrakurikuler.
  • Tetap Fleksibel dengan Anggaran: Pastikan anggaran tidak terlalu kaku. Berikan ruang untuk penyesuaian jika ada kebutuhan mendesak yang muncul.

7. Libatkan Anak dalam Pengelolaan Keuangan

Foto: Shutterstock
  • Ajari Anak tentang Uang: Diskusikan anggaran dan keperluan sekolah dengan anak. Ini memberi mereka pemahaman tentang bagaimana mengelola uang dan pentingnya berhemat.
  • Tingkatkan Rasa Tanggung Jawab: Ajak anak untuk berkontribusi dalam proses pembelian. Misalnya, mereka dapat membantu memilih barang yang sesuai dengan anggaran atau mencari penawaran terbaik.

Kesimpulan

Dengan mengikuti tujuh poin ini, kamu akan dapat mengatur keuangan untuk persiapan anak sekolah dengan lebih efektif dan terencana. Ini tidak hanya akan mengurangi stres finansial tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pengelolaan keuangan kepada anak. Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau butuh saran tambahan, jangan ragu untuk bertanya!

Sekolah dan Pembentukan Karakter: Sinergi Antara Pendidikan dan Etika

Sekolah dan Pembentukan Karakter: Sinergi Antara Pendidikan dan Etika

Sekolah bukan hanya tempat untuk menuntut ilmu, tetapi juga lembaga yang memainkan peran krusial dalam membentuk karakter siswa. Di tengah perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, pembentukan karakter menjadi semakin penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan kehidupan. Nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan di sekolah membantu siswa mengembangkan sikap positif, kemampuan sosial, dan rasa tanggung jawab. Melalui berbagai metode, seperti integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum, lingkungan yang mendukung, dan keterlibatan orang tua, sekolah berfungsi sebagai landasan bagi perkembangan pribadi dan sosial siswa. Dengan demikian, sekolah tidak hanya bertugas mendidik secara akademis, tetapi juga membentuk individu yang berkualitas dan berkarakter kuat.

Berikut adalah pembahasan mendalam tentang Peran Sekolah dalam Pembentukan Karakter:

1. Integrasi Pendidikan Karakter dan Kurikulum

Foto: kompasiana.com

Sekolah berperan penting dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum. Ini dapat dilakukan melalui pengajaran langsung mengenai nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, dan tanggung jawab. Selain itu, mata pelajaran seperti pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan agama dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai-nilai moral. Kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dalam situasi nyata juga dapat memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-nilai tersebut.

2. Lingkungan Sekolah yang Positif

Foto: stekom.ac.id

Lingkungan sekolah yang mendukung sangat penting bagi pembentukan karakter siswa. Sekolah yang menciptakan suasana aman, ramah, dan inklusif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi siswa. Ini termasuk menciptakan budaya saling menghormati di antara siswa dan staf. Ketika siswa merasa dihargai dan diterima, mereka lebih mungkin untuk mengadopsi nilai-nilai positif dan bertindak sesuai dengan nilai tersebut.

3. Peran Guru sebagai Teladan

Foto: bharian.com.my

Guru memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter siswa. Sebagai pendidik dan teladan, guru harus menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang ingin diajarkan kepada siswa. Misalnya, guru yang konsisten dalam menegakkan disiplin, kejujuran, dan kerja keras dapat menginspirasi siswa untuk meniru sifat-sifat tersebut. Interaksi positif antara guru dan siswa juga membantu menciptakan hubungan yang kuat, di mana siswa merasa nyaman untuk berbagi dan bertumbuh.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Foto: pijarsekolah.id

Kegiatan ekstrakurikuler, seperti organisasi siswa, klub, dan olahraga, memberikan platform bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan karakter. Dalam kegiatan ini, siswa belajar tentang kerjasama, kepemimpinan, dan tanggung jawab. Pengalaman nyata ini membantu siswa menerapkan nilai-nilai karakter dalam konteks yang lebih praktis. Misalnya, menjadi pemimpin dalam organisasi siswa dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepemimpinan.

5. Kolaborasi dengan Orangtua

Foto: smkn1kayangan.sch.id

Kerjasama antara sekolah dan orang tua sangat penting dalam mendukung pendidikan karakter. Sekolah perlu melibatkan orang tua melalui seminar, pertemuan, dan kegiatan bersama yang dapat memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Dengan adanya komunikasi yang baik, orang tua dan guru dapat saling mendukung dalam membimbing siswa. Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan juga menciptakan lingkungan yang konsisten, di mana nilai-nilai positif dapat dipraktikkan baik di sekolah maupun di rumah.

Kesimpulan

Sekolah memiliki peran vital dalam pembentukan karakter siswa melalui berbagai pendekatan, termasuk integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum, menciptakan lingkungan yang positif, menjadi teladan, menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, dan menjalin kerjasama dengan orang tua. Dengan demikian, sekolah tidak hanya mempersiapkan siswa secara akademis, tetapi juga membentuk individu yang berkarakter, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

Menelusuri Jejak Kurikulum: Sejarah, Tujuan, dan Transformasi Pendidikan di Indonesia

Menelusuri Jejak Kurikulum: Sejarah, Tujuan, dan Transformasi Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa. Kurikulum menjadi landasan bagi sistem pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini adalah analisis mendalam mengenai kurikulum pendidikan di Indonesia.

Sejarah Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Foto: sejarah.upi.edu
  1. Kurikulum Zaman Kolonial
    • Pada masa penjajahan Belanda, kurikulum pendidikan di Indonesia sangat terbatas dan hanya ditujukan untuk kalangan tertentu. Pendidikan formal lebih banyak dikhususkan untuk orang Belanda dan elit lokal, dengan fokus pada bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan dasar.
  2. Kurikulum Pasca Kemerdekaan
    • Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia mulai merumuskan kurikulum yang lebih inklusif dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan diarahkan untuk membentuk karakter bangsa dan menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan.
  3. Perkembangan Kurikulum
    • Kurikulum 1947: Merupakan kurikulum pertama yang dicanangkan setelah kemerdekaan, dengan penekanan pada pendidikan moral dan karakter.
    • Kurikulum 1968: Memperkenalkan konsep pengembangan diri dan pengetahuan.
    • Kurikulum 1975: Mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan.
    • Kurikulum 1994: Menerapkan pendekatan berbasis kompetensi, tetapi dengan penekanan pada penguasaan materi.

Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2013

Foto: naikpangkat.com
  1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
    • Dikenalkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan fokus pada pengembangan kompetensi siswa. Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran aktif dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
  2. Kurikulum 2013 (K13)
    • Diterapkan secara resmi pada tahun 2013, K13 merupakan perubahan signifikan dari KBK. Kurikulum ini menekankan pendekatan tematik dan integratif, di mana pelajaran disampaikan dengan mengaitkan berbagai disiplin ilmu.
    • Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar: K13 membagi kompetensi menjadi tiga aspek, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan.
    • Pengembangan Karakter: Penekanan pada pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang berakhlak dan bertanggung jawab.

Kurikulum Merdeka

Foto: bbpmpjatim.kemdikbud.go.id
  1. Pengenalan Kurikulum Merdeka
    • Diperkenalkan pada tahun 2020, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Ini merupakan respons terhadap tantangan yang dihadapi selama pandemi COVID-19.
    • Pendekatan Berbasis Proyek: Mendorong pembelajaran melalui proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
  2. Fitur Utama
    • Kebebasan dalam Penentuan Materi: Sekolah dapat memilih materi pelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa.
    • Fokus pada Keterampilan dan Karakter: Penekanan pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.

Tujuan Kurikulum Pendidikan

Kurikulum pendidikan di Indonesia memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:

  1. Mengembangkan Potensi Siswa: Membantu siswa mengenali dan mengembangkan bakat serta minat mereka.
  2. Membentuk Karakter: Menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sosial yang baik.
  3. Mempersiapkan Generasi Berkualitas: Menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
  4. Meningkatkan Keterampilan Abad ke-21: Mempersiapkan siswa untuk beradaptasi dengan perubahan zaman melalui penguasaan teknologi dan keterampilan interpersonal.

Tantangan dalam Implementasi Kurikulum

Meskipun telah ada upaya perbaikan, sejumlah tantangan masih dihadapi dalam implementasi kurikulum pendidikan di Indonesia:

  1. Kualitas Guru: Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai dalam penerapan kurikulum baru.
  2. Infrastruktur Sekolah: Kesenjangan fasilitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi masalah.
  3. Akses Pendidikan: Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, terutama di daerah terpencil.
  4. Resistensi terhadap Perubahan: Beberapa sekolah dan guru masih terikat pada metode pengajaran tradisional dan kurang terbuka terhadap pendekatan baru.

Perkembangan dan Inovasi Terbaru

  1. Integrasi Teknologi: Dengan kemajuan teknologi, ada dorongan untuk mengintegrasikan alat digital dalam pembelajaran. Hal ini menjadi sangat penting terutama selama pandemi COVID-19, di mana pembelajaran daring menjadi pilihan utama.
  2. Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal: Beberapa daerah mulai mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan budaya setempat untuk membuat pendidikan lebih relevan.
  3. Kolaborasi dengan Dunia Usaha: Kerja sama antara sekolah dan industri semakin ditingkatkan untuk memastikan bahwa kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Kesimpulan

Kurikulum pendidikan di Indonesia terus berkembang untuk memenuhi tantangan dan kebutuhan zaman. Meskipun terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya, upaya perbaikan yang dilakukan menunjukkan adanya kemajuan menuju pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan kurikulum yang ada dapat mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Playgroup, PAUD, dan TK: Mana yang Tepat untuk Perkembangan Anak Anda?

Playgroup, PAUD, dan TK: Mana yang Tepat untuk Perkembangan Anak Anda?

Playgroup, PAUD dan TK: Mana yang Tepat untuk Perkembangan Anak Anda?

Memilih pendidikan yang tepat untuk anak di usia dini sering kali membingungkan bagi orangtua. PAUD, Playgroup, dan TK adalah istilah yang sering terdengar, tetapi apa sebenarnya perbedaan di antara ketiganya? Setiap jenjang memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda dalam mendukung tumbuh kembang anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan utama antara PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini), Playgroup, dan TK (Taman Kanak-kanak), serta bagaimana memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan si kecil.

1. Playgroup (Kelompok Bermain)

  • Usia: 2-4 tahun.
  • Tujuan: Memberikan pengalaman bermain sambil belajar yang berfokus pada sosialisasi, kreativitas, dan pengenalan awal dunia pendidikan. Belajar lebih banyak dilakukan melalui permainan dan kegiatan yang menyenangkan.
  • Program: Kegiatan bermain yang terstruktur untuk membantu perkembangan kognitif dan motorik anak, tetapi belum fokus pada pelajaran akademis.

2. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

  • Usia: 0-6 tahun.
  • Tujuan: PAUD merupakan kategori pendidikan yang lebih luas, mencakup berbagai bentuk pendidikan anak usia dini, termasuk Playgroup, TK, dan lembaga lain. Fokusnya adalah perkembangan anak secara menyeluruh (fisik, emosional, sosial, dan intelektual).
  • Program: Beragam program seperti pendidikan formal, nonformal, dan informal, misalnya kelompok bermain, penitipan anak, atau program pengasuhan anak.

3. TK (Taman Kanak-Kanak)

  • Usia: 4-6 tahun.
  • Tujuan: Mempersiapkan anak untuk masuk ke jenjang pendidikan dasar (SD). Kegiatan di TK lebih terstruktur dan mulai mengajarkan dasar-dasar akademis seperti membaca, menulis, berhitung, serta keterampilan sosial dan emosional.
  • Program: Berfokus pada pendidikan pra-akademik serta pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar untuk memasuki pendidikan formal.

Secara umum, PAUD mencakup semua program pendidikan untuk anak usia dini, sedangkan Playgroup dan TK adalah bagian dari PAUD dengan fokus usia dan metode pengajaran yang berbeda.

Siapa saja Tokoh Pendidikan Indonesia yang Patut Diteladani?

Siapa saja Tokoh Pendidikan Indonesia yang Patut Diteladani?

Siapa saja Tokoh Pendidikan yang Patut Diteladani?

Selain Ki Hajar Dewantara, ada banyak tokoh pendidikan Indonesia lainnya yang juga patut kita teladani karena kontribusi besar mereka dalam memajukan pendidikan di negeri ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Tokoh Pendidikan Indonesia yang Patut Diteladani

1. Raden Adjeng Kartini

Sumber: Kompaspedia

 

  • Kontribusi: Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki. Surat-surat yang ia tulis kepada teman-temannya di Belanda menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia untuk meraih cita-citanya.
  • Nilai yang dapat diteladani: Semangat juang, kepedulian terhadap sesama, dan semangat untuk terus belajar.

2. Dewi Sartika

Sumber: https://edura.unj.ac.id/
  • Kontribusi: Dewi Sartika adalah pionir pendidikan perempuan di Sunda. Ia mendirikan sekolah untuk perempuan pribumi, yang pada saat itu sangat jarang ditemui.
  • Nilai yang dapat diteladani: Keberanian untuk melawan tradisi, semangat untuk memajukan perempuan, dan dedikasi pada pendidikan.

3. Mohammad Yamin

Sumber: Pinterest
  • Kontribusi: Selain sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan, Yamin juga sangat peduli dengan pendidikan. Ia terlibat dalam perumusan dasar-dasar pendidikan nasional.
  • Nilai yang dapat diteladani: Nasionalisme, intelektualitas, dan semangat untuk membangun bangsa.

4. Sutan Syahrir

Sumber: detik
  • Kontribusi: Sebagai seorang negarawan, Syahrir juga sangat memperhatikan masalah pendidikan. Ia menekankan pentingnya pendidikan untuk membangun masyarakat yang maju dan demokratis.
  • Nilai yang dapat diteladani: Kepemimpinan, pemikiran yang kritis, dan semangat untuk membangun masyarakat yang adil.

5. Buya Hamka

Sumber: Wikipedia
  • Kontribusi: Selain sebagai ulama, Buya Hamka juga dikenal sebagai seorang penulis dan sastrawan. Karya-karyanya banyak mengandung pesan-pesan moral dan pendidikan yang tinggi.
  • Nilai yang dapat diteladani: Keteladanan, keilmuan, dan semangat untuk menyebarkan kebaikan.

Tokoh Pendidikan Kontemporer

Sumber: Tirto

Selain tokoh-tokoh di atas, ada juga banyak tokoh pendidikan kontemporer yang patut kita apresiasi, seperti:

  • Para guru dan dosen: Mereka bekerja keras untuk mendidik generasi muda Indonesia.
  • Pendiri sekolah dan universitas swasta: Mereka berkontribusi dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat.
  • Para aktivis pendidikan: Mereka memperjuangkan kualitas pendidikan dan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Mengapa kita perlu meneladani tokoh-tokoh pendidikan ini?

Dengan meneladani tokoh-tokoh pendidikan, kita dapat:

  • Terinspirasi untuk berkontribusi pada dunia pendidikan: Kita bisa ikut serta dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
  • Menumbuhkan semangat belajar: Kisah-kisah perjuangan mereka dapat memotivasi kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
  • Menghargai pentingnya pendidikan: Kita akan semakin menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Pesan:

Mari kita terus belajar dari para tokoh pendidikan ini dan meneruskan perjuangan mereka dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan pendidikan yang berkualitas, kita dapat membangun bangsa yang maju dan sejahtera.